Bismillah, Wabillah, Waminalloh, Walaa Ila Ha Illalloh, Wa MaasyaAlloh Walaa Haula Walaa Quwwata Illa Billah, Muhammadarrosululloh.
Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur? Ketika kita menangis?
Ketika kita membayangkan sesuatu? Itu karena hal terindah di dunia
ini tidak terlihat. Ketika kita menemui seseorang yang keunikannya
seiring dengan kita, kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam
suatu keanehan yang dinamakan cinta. Ada hal-hal yang tidak ingin
kita lepaskan. Orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan. Tapi
ingatlah, melepaskan bukan akhir sebuah dunia, melainkan awal suatu
kehidupan yang baru. Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis,
mereka yang disakiti, mereka yang telah mencari, dan mereka yang
telah mencoba. Karena merekalah yang bisa menghargai betapa
pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka.
Cinta yang agung, adalah ketika kita meneteskan air mata dan masih
peduli terhadapnya, adalah ketika dia tidak mempedulikan kita dan
kita masih menunggunya dengan setia, adalah ketika dia mulai
mencintai orang lain dan kita masih bisa tersenyum seraya berkata
‘Aku turut berbahagia untukmu’. Apabila cinta tidak berhasil,
bebaskanlah diri, biarkan hati kembali melebarkan sayapnya dan
terbang ke alam bebas. Ingatlah bahwa kita mungkin menemukan
cinta dan kehilangannya tapi ketika cinta itu mati, kita tidak perlu
mati bersamanya. Orang yang kuat bukan mereka yang selalu menang,
melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh. Entah
bagaimana dalam perjalanan kehidupan, kita belajar tentang diri
sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada.
Hanyalah penghargaan abadi atas pilihan-pilihan kehidupan yang
telah kita buat. Teman sejati mengerti ketika kita berkata ‘aku lupa..’,
menunggu selamanya ketika kita berkata ‘tunggu sebentar’. Tetap
tinggal ketika kita berkata ‘tinggalkan aku sendiri’. Membuka pintu
meski kita belum mengetuk dan berkata ‘bolehkah saya masuk?’.
Mencintai bukanlah bagaimana kita melupakan, melainkan bagaimana
kita memaafkan. Bukanlah bagaimana kita mendengarkan, melainkan
bagaimana kita mengerti. Bukanlah apa yang kita lihat, melainkan
apa yang kita rasakan. Bukanlah bagaimana kita melepaskan,
melainkan bagaimana kita bertahan. Lebih bahaya meneteskan air
mata dalam hati, dibandingkan menangis tersedu-sedu. Air mata yang
keluar dapat dihapus, sementara air mata yang tersembunyi
menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang. Dalam urusan
cinta, kita sangat jarang menang. Tapi ketika cinta itu tulus, meskipun
kalah, kita tetap menang hanya karena kita berbahagia dapat
mencintai seseorang lebih dari diri kita sendiri.
Akan tiba saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang
bukan karena orang itu berhenti mencintai kita atau tidak mencintai
kita, melainkan karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih
berbahagia apabila kita melepaskannya. Apabila kita benar-benar
mencintai seseorang, jangan lepaskan dia. Jangan percaya bahwa
melepaskan selalu berarti kita benar-benar mencintai. Melainkan
berjuanglah demi cinta. Itulah cinta sejati. Lebih baik menunggu orang
yang kita inginkan daripada berjalan bersama orang ‘yang tersedia’.
Kadang kala, orang yang kita cintai adalah orang yang paling
menyakiti hati dan kadang kala, teman yang menangis bersama kita
adalah cinta yang tidak kita sadari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar